Tab Menu

Jumat, 26 Juni 2015

Hijrah

Juni 2015, 1 tahun 8 bulan usia pernikahan kami.
Selama itu pula kami menjalani hubungan jarak jauh.

6 bulan pertama kami lalui dengan jarak Blitar-Malang. Satu minggu sekali kami bisa bertemu. Hanya di akhir pekan. Saya bekerja di sebuah sekolah di Blitar, sedangkan suami bekerja di Malang. Tidak mungkin jika kami harus tinggal bersama. Karena jarak yang terlalu jauh, sedangkan penghasilan kami tidak seberapa. Tenaga dan materi bisa habis hanya untuk di jalan. Kami bersyukur, sambil memikirkan jalan keluar untuk hubungan kami.

Tepat 6 bulan usia pernikahan kami, suami mendapat tawaran pekerjaan di sebuah perusahaan di Jakarta. Tentunya penghasilan di sana lebih baik dari pada hanya bekerja di Malang. Namun hal itu tidak lantas membuat kami senang. Kami harus terpisah oleh jarak yang semakin jauh. Intensitas bertemu pun juga akan lebih kecil. Yaa... Kami bisa bertemu 1 atau 2 bulan sekali. Itupun jika sekolah sedang ujian atau libur panjang. Saya sempatkan menjenguk suami ke Jakarta. Hanya 1 minggu. Itulah waktu terlama kami bertemu. Sering kali ketika diantar ke stasiun untuk kembali ke Blitar, saya meneteskan air mata, bahkan hingga sesegukan. Namun ini yang harus kami jalani. Inilah hidup kami. Kami berkomitmen untuk menjalani hubungan seperti ini hingga keadaan kami lebih baik.
1 tahun 2 bulan, kiranya keadaan lebih baik. Melalui pertimbangan yang sangat berat, saya harus meninggalkan keluarga dan pekerjaan saya di Blitar untuk mengikuti suami ke Jakarta. Tentu ini hal yang tidak mudah. Banyak orang yang menahan saya untuk tidak pergi. Baik dari keluarga maupun dari rekan-rekan di sekolah. Mulai diiming-imingi tambahan jam, maupun jabatan tertentu. Semua itu agar saya tidak meninggalkan sekolah. Saya senang jika itu semua diberikan pada saya, namun itu juga membuat beban saya lebih berat. Penghasilan lebih besar, namun tenaga dan pikiran saya akan semakin terkuras dengan urusan sekolah. Lalu kapan waktu saya bertemu dengan suami? Berbakti kepada suami? Tidak... Terima kasih atas kepercayaan sekolah kepada saya selama ini. Saya harus menentukan masa depan saya. Hidup itu tidak melulu mencari kebahagian dunia. Saya juga ingin mengejar kebahagiaan saya di akhirat kelak. Salah satunya dengan mengikuti suami dan berbakti kepada suami.

Finally, akhir tahun ajaran 2015, saya resmi berhenti dari pekerjaan saya dan pindah ke Jakarta mengikuti suami. Dari sini kami memulai hubungan kami dari awal. Merintis sedikit demi sedikit kebahagian kami. Bukan berarti selama ini kami tidak bahagia. Tapi kami sekarang ingin menggapai kebahagiaan kami yang seutuhnya. :-)