Tab Menu

Minggu, 25 September 2016

Cerita Kehamilan Part 3 - Keguguran

     Semakin hari flek yang saya alami tidak kunjung berkurang, malah semakin bertambah banyak dan memerah seperti warna darah haid. Namun selama itu, saya tidak pernah merasakan sakit atau apa.
     Hari itu, Kamis 22 Septermber 2016, hari paling kelabu. Saya hanya merasa darah yang keluar semakin banyak dan merah. Baru saat suami pulang, saya sedikit mulai merasakan sakit pada perut saya. Saya hanya beranggapan mungkin itu karena efek darah yang keluar itu. Hingga akhirnya setelah kami selesai sholat magrib berjamaah, saya semakin merasa tidak enak, ingin segera ke kamar mandi, saat berdiri itu saya melihat darah yang masih segar tembus ke tempat tidur. Kami sangat kaget. Suami langsung mengajak saya untuk bergegas ke dokter, karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun saya tidak mungkin ke dokter dengan keadaan seperti ini. Saya ijin untuk bersih-bersih dulu. Dan hal yang tidak kami inginkan itu benar-benar terjadi. Gumpalan darah sekitar sebesar jempol tangan keluar dari vagina saya. Seketika itu saya teriak dan menangis sejadi-jadinya. Saya belum siap untuk benar-benar kehilangan calon anak kami. Dan darah pun mengucur semakin banyak. Butuh beberapa saat, suami untuk menenangkan saya. Saya benar-benar tidak siap.
     Akhirnya setelah saya bersih-bersih kami langsung pergi ke RS JMC. Kebetulan malam itu Dr. Mariza sedang praktik. Setelah menunggu cukup lama, kami akhirnya masuk ke ruangan dokter sekitar pukul 20.30. (mengingatkan cerita sebelumnya, saya seharusnya kembali ke dokter hari sabtu 24 september 2016, namun saya sudah kembali ke dokter pada hari kamis) Dokter langsung bertanya, ada apa bu? tambah parah? Saya jawab iya dok, malahan tadi keluar gumpalan, darah yang keluar jg sangat banyak. Dokter bilang, kita USG bawah dulu ya bu. Saya kaget, dan menjawab, tapi dok, darahnya keluar gak bisa berhenti. Mana mungkin bisa diperiksa dari bawah? Dokter menjawab, gak papa. kalau tidak begitu hasilnya kurang jelas. Akhirnya saya pasrah.
     Dan benar, seperti yang tidak kami inginkan, dokter mengatakan janin saya sudah tidak ada. Tidak dapat dipastikan apakah yang sudah keluar pada saat kami masih dirumah, atau yang akan saya ceritakan setelah ini. Kemudian dokter meminta pindah ke ruang tindakan di sebelah, karena saya mau dibersihkan dan dimasukkan obat untuk merangsang kontraksi rahim, agar bisa membersihkan sisa-sisa jaringan yang menempel tanpa harus di kuret. Saya jujur merasa tidak enak karena darah saya sampai di tempat tidur pemeriksaan.
     Saat itu juga saya hanya bisa pasrah dan tidak keluar air mata sedikit pun. Saya berpindah ke ruang tindakan, suster menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan. Saat dokter periksa, ternyata ada gumpalan yang jauh lebih besar yang akan keluar. Dokter berusaha untuk mengeluarkan gumpalan itu, sampai perut saya juga ikut ditekan oleh suster agar gumpalan itu keluar. Benar-benar besar, berukuran sekitar hati ayam, warnanya merah segar permukaannya halus sekali. Setelah ditunjukkan oleh suster, kemudian gumpalan itu dibuang. Setelah sampai dirumah, saya menyesal kenapa tidak saya minta untuk dibawa pulang?
     Setelah bersih, kembali ke ruang pemeriksaan. Dokter menjelaskan bahwa saya tidak jadi diberi obat, karena pendarahan sedang keluar banyak-banyaknya. Saya diminta untuk bersabar. Mungkin rejekinya belum sekarang, insyaallah nanti akan diganti lagi. Saya hanya mengangguk mengiyakan. Saya sudah mulai tidak konsen dengan apa yang dikatakan oleh dokter. Perut saya mulai kontraksi, dan itu berlangsung terus tanpa jeda hingga pukul 22.30. Saya diminta untuk kembali lagi hari sabtu, untuk mengecek apakah jaringan-jaringan yang menempel pada rahim saya sudah bersih atau belum. Jika sudah bersih, saya tidak perlu dikuret, sedangkan jika belum bersih, maka harus dikuret. Dokter juga berpesan supaya saya beraktifitas seperti biasa agar dapat memicu rahim kontraksi dan membersihkan dirinya sendiri.
     Kami sampai dirumah sekitar pukul 21.15. Dan setelah sampai dirumah, kontraksi itu benar-benar hebat. Sakitnya sampai tembus ke pinggang, rasanya sama sekali tidak enak. Tidak ada posisi yang bisa mengurangi sakitnya. Ditambah lagi dengan kepala saya yang sedikit kliyengan. Mungkin itu karena saya mengalami pendarahan yang banyak, sehingga saya kurang darah. Saya terus berusaha untuk tidur disela-sela kesakitan yang saya rasakan. Hingga akhirnya saya bisa tertidur sekitar 1 jam, dan terbangun sekitar pukul 11 malam, dan baru bisa tidur kembali sekitar pukul 2 dini hari karena sakitnya datang lagi, namun dengan tingkat yang lebih ringan. Kemudian terus sakit hingga jumat malam.
     Jumat pagi bangun tidur, akhirnya keluar lagi gumpalan sebesar gumpalan semalam, tapi dengan permukaan yang tidak sehalus itu dan warnanya merah keputihan, bukan merah segar, Saat sore harinya saya juga memegang seperti ada yang mau keluar lagi gumpalannya, namun hingga sabtu pagi ke dokter, belum juga keluar lagi. Akhirnya setelah saya ceritakan ke dokter, dokter memeriksanya dan dapat mengeluarkan gumpalan yang saya jelaskan tadi. Tidak terlalu besar, warnanya juga seperti yang keluar kemarin pagi. Mungkin itu sisanya kemarin yang belum keluar.
     Dari hasil USG hari Sabtu kemarin, terlihat bahwa abortusnya sudah komplit, alias jaringan-jaringannya sudah bersih, jadi tidak perlu dikuret. Hanya tinggal darah saja, kemungkinan saya akan tetap mengeluarkan darah selama 1 minggu, seperti nifas kata dokter. Namun rahim saya belum kembali ke bentuk semula masih terbuka. Butuh waktu hingga akhirnya rahim saya kembali ke bentuk semula. Saya hanya diberi obat untuk membersihkan darah di rahim saya, dan diminta kembali lagi ke dokter 2 minggu lagi.
Kondisi rahim pasca keguguran
     Harus tetap semangat meskipun berat, harus yakin bahwa Allah sudah menyiapkan yang lebih baik.
Terima kasih sudah membaca, semoga bisa bermanfaat bagi orang lain.

Minggu, 18 September 2016

Cerita Kehamilan Part 2 - Janin Tidak Berkembang

     Sejak 3 hari terakhir, saya mengalami flek. Awalnya hanya kekuningan, lama-lama semakin kecoklatan. Karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, akhirnya saya dan suami segera pergi ke dokter. Kami tidak lagi ke RS KMC, dikarenakan jika kita ingin periksa ke KMC harus melakukan perjanjian dulu dan dokter hanya dibatasi 10 pasien. Jadi karena saya belum melakukan perjanjian, kami memutuskan untuk datang ke RS JMC, kita bisa kapan saja datang, selama ada dokter praktik.
     Di JMC, saya memilih untuk bertemu dengan Dr. Mariza, SpOG. Beliau sabar, keibuan dan menjawab semua pertanyaan kami dengan baik, namun ada satu hal yang kurang berkenan, nanti akan saya ceritakan. Saya katakan pada dokter bahwa saya sudah 3 hari mengalami flek. Seperti dokter-dokter yang lain saya selalu ditanya kapan terakhir haid. Berdasarkan perhitungan terakhir haid, kehamilan saya masuk 10 minggu, namun jika mengacu pada pemeriksaan dengan Dr. Dwi sebelumnya, kehamilan saya baru masuk 8 minggu. Kemudian dokter meminta saya bersedia di USG.
     Dengan USG perut ini, terlihat bakal janin saya. Namun dikatakan tidak terlalu jelas. Kemudian saya diminta untuk USG Transvagina. Dari situ bakal janin saya terlihat jelas. Namun ada sedikit masalah. Jika seharusnya usia kehamilan saya 8 minggu, maka seharusnya sudah tampak detak jantung janin. Namun dari hasil USG ini belum tampak detak jantungnya. Sedangkan dari ukuran kantong dan bakal janin, dokter mengatakan masih berusia 5 minggu. Pertanyaan saya, kok bisa? kan dari periksa sebelumnya sudah berjarak 4 minggu, kenapa hanya bertambah 1 minggu saja. Dokter juga tanya apakah haid saya tidak teratur? Dikatakan itu juga bisa menjadi salah satu penyebabnya.
CRL (ukuran janin) 0,76 cm
    Dokter juga mengatakan, bisa jadi janin saya tidak berkembang. Itu yang saya tidak suka. Saya diminta untuk kembali kontrol minggu depan untuk mengetahui perkembangannya. Minggu depan, ukuran janin saya harus sudah lebih besar dan tampak detak jantungnya. Jika tidak, berarti benar janin saya tidak berkembang dan tentunya harus dikuret agar tidak menimbulkan masalah baru. Saat itu juga saya merasa down. Seharusnya saya senang karena kehamilan saya masuk usia 8 minggu, tapi ternyata janin saya masih tetap berusia 5 minggu. Apa yang salah?
     Dikatakan oleh dokter, kemungkinan saat terjadi pembuahan, sperma dan sel telur kami yang bertemu adalah bibit yang kurang baik, sehingga bisa menimbulkan janin tidak berkembang, atau juga karena kromosom kami. (Jika ingin tahu penjelasan tentang janin tidak berkembang bisa baca di sini) Saya hanya dianjurkan untuk mengkonsumsi obat penguat rahim dan asam folat, agar tetap menjaga kehamilan saya. Kemudian kami pulang dengan perasaan yang cukup terpukul.