Alat Diatermi Source: http://materi-sehat.blogspot.co.id/2011/07/diatermi.html |
Rempong berlanjut, saya pun mengganggu kerja suami. Saya minta tolong dia untuk telepon beberapa RS, menanyakan hal di atas. (*bentar-bentar, rencana saya akan terapi di RS JMC, mengingat lokasinya yang cukup dekat dengan tempat tinggal saya. Kalau ke Depok terlalu jauh, ditambah lagi pasti macet pada pagi dan sore hari) Suami telepon ke RS JMC, RS Siaga, RS Hermina Bekasi, dan RS Hermina Jatinegara, didapatlah informasi bahwa RS JMC dan RS Siaga setiap Minggu dan libur nasional tutup. Sedangkan RS Hermina Bekasi Sabtu ini buka, serta setiap Minggu juga buka jam 8-12 siang. RS Hermina Jatinegara libur nasional tutup dan Minggu tetap buka jam 8-1.30 siang.
OK, berarti saya hari Sabtu dan Minggu tetap bisa terapi. Hari Senin-Jumat terapi di RS JMC, Sabtu di RS Hermina Bekasi, Minggu di RS Hermina Jatinegara (*lebih depat daripada harus ke Bekasi lagi). Berhubung obat antibiotik itu harus diinjeksikan secara teratur, jika mengejar hari Sabtu dan Minggu yang siang, otomatis saya tidak bisa terapi pada malam hari. Saya harus berangkat sendiri selama 5 hari. Berikut ini, beberapa hal yang saya alami di setiap harinya:
Hari Pertama:
Drama yang cukup panjang π
Pada hari pertama ini saya ada satu resep yang belum saya tebus, karena saat saya tebus di RS Hermina Depok, stoknya sedang kosong. Akhirnya sebelum saya berangkat ke RS JMC, saya harus membelinya dulu, yang ternyata itu adalah Wing Needle No 25, sangat jarang ditemukan di apotek-apotek umum. Setelah beberapa apotek saya masuki, diberi tahulah oleh petugasnya untuk ke apotek Aji Waras di Cilandak, atau apotek-apotek RS. Berhubung lokasi apotek Aji Waras ini berlawanan arah dengan tujuan RS saya, saya langsung saja berangkat ke RS. Berharap di sana ada, atau jika tidak, mungkin bisa diganti dengan yang lain.>
Wing Needle No 25 |
Surat Pengantar untuk Diatermi & Injeksi Obat |
Lanjut ke IGD, saya tunjukkan pengantar untuk injeksi. Saya malah ditanya lembar pendaftaran ke IGD. Saya tidak diberi oleh bagian pendaftaran, saya hanya mendapat pendaftaran ke fisioterapi. Akhirnya perawat IGD yang mendaftarkan saya dan saya diberi tahu, besok lagi jika akan ke fisioterapi dan IGD, pendaftarannya ada 2. (*OK maaf, saya gak tahu, orang udah nyodorin pengantar, dikasihnya cuman 1 kok).
Saya bilang ke perawatnya, "saya mau injeksi obat Ceftriaxone, ini pengantarnya. Ini obat-obatnya sudah saya tebus, tapi ada 1 alat yang belum saya tebus, barang kali disini ada". Kemudian saya suruh menunggu sambil tiduran. Perawat pertama datang bertanya pada saya. "Obat yang akan diinjeksi ini jika diencerkan dengan 10 ml maka akan lebih pekat dan tentunya akan lebih sakit" Saya ditawarkan untuk injeksi dengan cara diinfus, yaitu obatnya diencerkan dengan 100 ml cairan infus. Ini lebih tidak sakit, tapi butuh waktu lebih lama, sekitar 2 jam. Saya ingat teman saya yang sudah pernah injeksi ini katanya tidak sakit seperti yang perawat bilang kok. Akhirnya saya putuskan untuk injeksi langsung saja. Jika memang sakit, besok dan seterusnya pakai infus. Si perawat pertama pergi menyiapkan obat.
Kemudian perawat kedua datang dengan membawa suntikan kecil, katanya itu mau digunakan tes alergi. Disuntikkan di bawah jaringan kulit (*tangan kiri). Ternyata itu sakit sekali, padahal jarumnya sangat kecil. Ditunggu beberapa saat untuk melihat reaksi alergi atau tidak, baru saya bisa diinjeksi. Tidak lama perawat pertama datang lagi. Dia melakukan tensi tekanan darah saya. Disusul dokter jaga di IGD saat itu. Tidak memeriksa apapun, dia hanya bertanya 3 pertanyaan: "Ibu keluhannya apa?" "saya ada hidrosalping" "Ibu baru melahirkan?" "belum dok, hamil saja belum" "Terus ini mau apa?" "mau injeksi obat dok" "owh yasudah"
Tes Alergi |
Injeksi hari pertama selesai. Saya menuju kasir untuk bayar. Rincian untuk hari pertama sebagai berikut:
1. Fisioterapi
SWD 20 menit : Rp 50.000
Charge : Rp 5000
2. IGD
Jasa Paramedis : Rp 20.000
Pemeriksaan Dokter IGD : Rp 60.000
Charge : Rp 15.000
Obat/Alat Kesehatan (Wing Needle No 25) : Rp 12.500
Saat perjalanan pulang, saya mampir ke apotek Aji Waras untuk membeli Wing Needle supaya besok dan seterusnya tidak perlu menebus di RS. Tak disangka ternyata di sana harganya lebih mahal, yaitu Rp 15.000 per buah. Akhirnya agar tidak sia-sia jalan jauh ke apotek ini, saya hanya beli 1 untuk besok. Seterusnya akan tebus di RS saja.
Hari Kedua:
Sebelum saya berangkat injeksi dan terapi di hari kedua, saya cerita ke teman saya yang sudah pernah menjalani terapi ini. Dia dulu masih mempunyai jarum yang saya butuhkan, lengkap 7 buah. Kata dia, dari pada dibuang akhirnya diberikan pada saya. Saya juga cerita tentang rincian pemeriksaan dokter IGD, padahal saya merasa tidak diperiksa oleh dokter. Dipegang saja tidak, apa lagi diperiksa. Hanya tanya jawab (*maaf saya juga tidak berniat konsultasi), tapi dimasukkan ke rincian biaya saya.
Hari kedua datang juga. Saya daftar untuk ke fisioterapi dan IGD. Di fisioterapi, lancar tidak ada kendala apapun. Lanjut ke IGD. Masih dengan perawat yang sama dengan hari pertama saya injeksi. Saat perawat menyiapkan obat saya, dokter jaga datang menghampiri saya (*dokternya berbeda dengan yang kemarin). Seperti biasa, menanyakan keluhan dan maksud kedatangan saya ke IGD. Kemudian saya diminta untuk tes alergi lagi. Tapi saya jawab, "kemarin kan sudah. Saya tidak mau. Toh juga saya pernah 2 kali tes alergi, alhamdulillah tidak pernah menimbulkan alergi pada tubuh saya". Akhirnya dokterpun meninggalkan saya.
Tidak berselang, perawat datang untuk tensi tekanan darah saya. Saya tanya, "tensinya buat apa?" "Buat memastikan tekanan darahnya stabil, jika terlalu rendah/tinggi, tidak boleh melakukan injeksi". (*owh) "Terus buat apa saya harus tes alergi lagi? Kan kemarin sudah. Normal kok." "Buat memastikan, dokternya hari ini kan berbeda dengan yang kemarin" (*hmmmm...saya hanya geleng-geleng kepala). Kemudian diinjeksi obatnyaa di pembuluh pergelangan tangan kiri saya. (*yang bekas lebamnya/biru masih tetap ada sampai seminggu setelah injeksi)
Berlanjut ke kasir, berikut rinciannya:
1. Fisioterapi
SWD 20 menit : Rp 50.000
Charge : Rp 5.000
2. IGD
Jasa Paramedis : Rp 20.000
Pemeriksaan Dokter IGD : Rp 60.000
Charge : Rp 15.000
Lagi-lagi, ada rincian pemeriksaan dokter IGD. Saya beranikan bertanya pada petugas di kasir. Saya katakan, "dari kemarin saya tidak merasa diperiksa oleh dokter di IGD, tapi kenapa selalu ada tagihan pemeriksaan dokter? Selama di IGD, saya selalu ditangani oleh perawat. Palingan dokter cuma tanya-tanya saja". Saya kembali ditanya "Ibu ke IGD mau apa?" "Injeksi obat" "Ada pengantar?" "Ada dari dokter di luar JMC" "Owh memang begitu prosedurnya bu, jika ibu membawa pengantar dari dokter luar, akan ada evaluasi dulu oleh dokter IGD di sini, tidak bisa langsung tindakan. Sehingga ada biaya untuk dokter IGD"
OK, akhirnya saya tahu jawabannya. Kemudian malam harinya, ketika saya lewat depan tempat praktik Bidan dekat rumah, tiba-tiba saya berhenti. Saya ingin bertanya apakah bisa injeksi obat. Kalau di dekat rumah bisa, kenapa harus jauh-jauh? Apalagi kalau di kampung, ada kakak sendiri bidan dan suaminya juga perawat. Tidak perlu susah-susah injeksi ke RS. (*maklum ini di perantauan). Ternyata di praktik Bidan ini bisa. Saya diminta untuk membawa pengantar dari dokter, supaya tahu dosis dan cara injeksinya.
Hari Ketiga:
Hari ketiga ini, saya mulai injeksi di bidan sekaligus uji coba, kalau sakitnya saat injeksi sama saja dan bisa lebih hemat, kenapa harus jauh-jauh ke IGD, ditambah sakit hati pula π
Di tempat praktik bidan ini, saya diberi tahu akan diinjeksi menggunakan suntikan di sana, ukurannya juga sama. (*jarum No 25 itu kecil, bahkan disebut jarum bayi) Kalau saya pakai Wing Needle banyak obat yang terbuang di selang jarumnya. (*saya iyakan saja. meskipun saya sebenarnya sudah punya suntikan dan Wing Needle itu). Cuuzz, langsung masuk dan sama sekali tidak menimbulkan lebam. Artinya, besok dan seterusnya sampai hari ketujuh, saya akan injeksi ke bidan saja.
Berhubung untuk waktu diatermi itu bisa bebas, maka saya lebih santai untuk berangkat terapi. Saya tetap terapi di RS JMC, tapi injeksi ke bidan (*ribet yaaa... π ) Alhamdulillah terapi berjalan lancar, antri sebentar tidak masalah.
Rincian biaya hari ketiga:
1. Injeksi ke Bidan : Rp 35.000
2. Fisioterapi
SWD 20 menit : Rp 50.000
Charge : Rp 5.000
Hari Keempat:
Seperti hari sebelumnya, saya pergi ke bidan untuk injeksi. Hari ini saya sudah koleksi 5 suntikan di tangan kiri saya. 4 suntikan ke pembuluh dan 1 suntikan ke bawah kulit. Semua ini demi menyambut anugerah dari Allah. Tidak ada cita-cita yang dapat kita raih dengan mudah, semua itu butuh perjuangan dan pengorbanan.
Terapi diatermi saya lancar tidak ada masalah. Rincian biaya hari keempat sama dengan hari ketiga:
1. Injeksi ke Bidan : Rp 35.000
2. Fisioterapi
SWD 20 menit : Rp 50.000
Charge : Rp 5.000
Hari Kelima:
Berlanjut ke hari kelima. Sebelum saya terapi, saya injeksi dulu ke bidan. Berhubung saya sudah koleksi 4 suntikan di tangan kiri, dimana 2 diantara masih lebam dan 2 lagi kecil, maka terpaksa saya coba untuk injeksi ke tangan kanan. Dari awal memang pembuluh tangan kanan saya lebih kecil, ditambah lagi, kalau menimbulkan efek pegal, takutnya menggangu saya. Saya setiap hari harus pergi terapi mengendarai motor sendirian. Tapi setelah diperiksa pembuluh di siku lebih kecil, terpaksa bidan memilih pembuluh di punggung tangan. (*Lumayan ngilu-ngilu gitu buat ngegas motor π )
Lanjut terapi diatermi lagi, masih di RS JMC. Kali ini saya merasakan kepanasan pada bagian pinggul saya, sampai saya harus memanggil terapisnya. Padahal katanya suhunya tetap sama dengan yang kemarin-kemarin. Kemudian alatnya sedikit digeser agar pinggul saya tidak lagi merasakan panas. Barulah saya merasa nyaman. Rincian biaya hari ini sama dengan hari-hari sebelumnya:
1. Injeksi ke Bidan : Rp 35.000
2. Fisioterapi
SWD 20 menit : Rp 50.000
Charge : Rp 5.000
Berhubung pada hari keenam ini tanggal merah, dan seperti penjelasan saya sebelumnya di atas, saya akan terapi diatermi ke RS Hermina Bekasi. Karena hari ini hanya buka dari jam 8-12 siang, maka saya dan suami (*horee akhirnya diantar suami) berangkat pagi-pagi dan baru sampai di RS jam 9. Sesampai di RS, saya langsung daftar ke pendaftaran di lantai 2 dan menjelaskan maksud kedatangan saya. Hal yang kurang mengenakkan dimulai.
Dikatakan oleh bagian pendaftaran, bahwa untuk hari ini tidak melayani terapi diatermi. Hari ini, fisioterapi hanya melayani bagi pasien yang sedang dalam perawatan. Jika pasien rawat jalan seperti saya tidak bisa. Ditambah lagi, saya pasien lanjutan dari RS lain, meskipun saya membawa pengantar dari dr. Marly yang notabene juga praktik di RS Hermina Bekasi, namun tetap tidak bisa.
Kami sempat menjelaskan juga, bahwa sebelumnya sudah telepon untuk konfirmasi dulu. Waktu itu dikatakan bisa. Itu yang mengatakan langsung dari bagian fisioterapi yang piket hari Senin pagi. (*saat itu telepon disambungkan ke bagian fisioterapi) Lagipula tidak mungkin kami datang jauh-jauh dari Pasar Minggu kalau sudah tahu tidak bisa.
Setelah menunggu cukup lama dan menimbulkan antrian, jawabannya tetap tidak bisa. Tapi kami dipersilahkan tanya langsung ke bagian fisioterapi di lantai 5. Ada sekitar 3 petugas di sana. Cukup lama kami dicuekin, mereka sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, akhirnya kesempatan kami bicara. Kami jelaskan bla.. bla.. bla... dan jawabannya tetap tidak bisa. Semakin jengkellah kami. Kalau begitu, kami minta pertanggung jawabannya. Kami jauh-jauh ke Bekasi, sudah konfirmasi telepon jauh-jauh hari katanya bisa, sampai RS jawabnya tidak bisa. Kami merasa dirugikan. Bukan respon baik yang kami terima, kami malah ditanya, "siapa nama petugas yang menerima telepon?" (*mana kami tahu, setahu saya setiap telepon ke RS, tidak pernah petugasnya bilang namanya) Hingga ada salah satu yang berdalih bahwa pada hari senin dia piket sore, bukan pagi. Dengan sangat kecewa, saya menarik suami untuk pergi keluar. Kami pulang dengan tangan kosong. Semoga ada hikmah dibalik kejadian ini.
Kami langsung pulang kembali ke Pasar Minggu dengan diiringi gerimis sepanjang perjalanan. ☹Kami langsung menuju ke bidan untuk injeksi keenam. Masih di tangan kanan yang berjarak hanya beberapa milimeter dari bekas injeksi kemarin. Jadi hari ini hanya injeksi saja, selanjutnya besok saya akan terapi ke RS Hermina Jatinegara. Saya tidak mau terapi di RS Hermina Bekasi.
Biaya injeksi ke bidan : Rp 35.000
Hari Ketujuh:
Hari Minggu, hari ketujuh injeksi (*terakhir) dan hari keenam terapi diatermi. Terpaksa bolong 1 hari karena kejadian kemarin. Saya berangkat ke bidan sendiri tidak ditemani suami. Hari ketujuh ini sudah semakin menipis persediaan tempat untuk injeksi. Pembuluh darah saya yang besar-besar di tangan kiri masih lebam. Tersisa hanya yang kecil-kecil. Alhasil tusukan pertama tidak bisa masuk ke pembuluh (*gambar 7a). Pindah ke tangan kanan lagi yang nyaris menyerempet hari sebelumnya. (*finally lulus juga injeksi obat selama 7 hari)
Koleksi Tusukan Jarum |
Rincian biaya hari ini:
1. Injeksi ke Bidan : Rp 35.000
2. Tindakan Fisioterapi
SWD 2 area : Rp 101.000
Hari Kedelapan:
Hari kedelapan ini terapi diatermi terakhir saya. Saya kembali lagi terapi ke RS JMC yang dekat rumah, karena saya harus berangkat sendiri. Ternyata alat diatermi yang digunakan di RS Hermina juga ada di RS JMC. Setelah saya cerita pengalaman saya di Hermina, petugas terapisnya menawari saya menggunakan alat yang sama itu. Tapi, saya kembali merasakan kepanasan pada pinggul saya. Kalau hari kelima, saya merasakan panas di pinggul kiri, hari ini saya merasakan panas di pinggul kanan. Akhirnya alat tersebut harus digeser sedikit. Selanjutnya aman dan lancar.
Biaya SWD 20 menit : Rp 55.000
Semoga setelah menjalani terapi diatermi dan injeksi obat Ceftriaxone ini, hidrosalping saya bisa hilang dan saluran tuba saya bersih. Hari Selasa besok, kembali ke dokter untuk menjalani hidrotubasi kedua. Semoga selalu diberi kelancaran dan kesabaran dalam menjalani skenario dari Allah ini.
Alat yang tidak jadi dipakai/sisa |
Terima kasih telah membaca cerita saya, semoga bisa bermanfaat khususnya bagi yang membutuhkan informasi seperti ini. Nantikan cerita saya berikutnya. Tetap semangaaat... πͺ
Mba saya juga hidrosalping di rujuk dokter untuk diatremy sebanyak 10 kali dan suru hsg lanjut setelah terapi selesai. Trs skrg gmn mb program nya? Soalnya saya juga mengalami hal yg sm sprti mbk
BalasHapusSemangat mbak..
HapusSemoga dilancarkan setiap usahanya dan segera diberi keturunan.
Saya sempat rehat dr program dokter, sekitar 2 bln. Mencoba usaha lain, yaitu dg pijat.
Alhamdulillah diberi lewat jalan itu. Padahal sudah menjalani program dr dokter selama berbulan2.
Jangan patah semangat ya mbak..
Harus yakin akan selalu diberi jalan.
Assalamu'alaikum, maasyaa Allah. Boleh tau bun pijat dimana?
Hapusdi hj Suroh daerah cipinang mbak.
Hapustempatnya bisa dibaca disini http://ingealitalya.blogspot.com/2017/08/progmil-part-kesekian-mencoba-pijat.html
Subhanallah bunda....perjalanan yg panjang....semoga perjuangan bunda mendapatkan pahala yg besar di sisi Allah...dan memberikan ibroh kepada saya untuk lebih banyak bersyukur kepada Allah...
BalasHapusAamiin..
HapusApapun keadaannya harus selalu disyukuri, agar Allah menambah nikmatnya utk kita π
Mba pasca suntik atau selagi suntik dan terapi, keluar flek ngga ya?
BalasHapuswaktu diatermi saya tidak mengalami flek atau apa.
Hapustapi setelah hidrotubasi kedua kalinya, saya mengalami flek,
Mbak rumah sakit mana saja yg bisa diatermi?? Soalnya saya hsg di bunda ketika tau salyran tuba saya non oaten saya disarankan LO
BalasHapusInsyaallah hampir semua RS bisa. Asal kita bawa saja surat rujukannya.
BalasHapusSaya dulu di Rs Jmc dan Hermina Jatinegara tidak ada masalah. Tp kalau di Hermina Bekasi, jika rujukannya bukan dr dokter Rs sana, harus diperiksa lg oleh dokter disana.
Mbk, kira2 kapan harus melakukan diatermi saya juga di minta untuk melakukan diatermi, tapi saya sedang haid hari ke 2. Lalu apakah diatermi itu berpengaruh saat masa subur?
BalasHapusMohon maaf mbak, saya lupa dulu diatermi waktunya kapan. Waktunya saya sesuai anjuran dokter. Yg jelas yg saya ingat tidak pas haid.
HapusSebaiknya dikonsultasikan ke dokter mbak..
Hai mbak.. kalo boleh tau pijatnya didaerah mana? Aku sudah melalui 2x proses diathermy dan blm berhasil jg smp skr. Trims mbak
BalasHapusDidaerah belakang Cipinang Mall mbak, Hj Suroh belakang TK Nirwana.
HapusPatokannya, mungkin bisa dibaca dipostingan saya tentang pijat peranakan π
Semoga berhasil ya mbak..
Maaf mba...klo dokter spog cuma nyuruh deatermi doang berarti gak ada suntikan obat spt yg mba lakuin ya? Ku cuma dikasih rujukan deatermi 5x tanpa ada ket obat2an soalny.
BalasHapusYa mungkin memang tidak perlu ada obat mbak.. kita lakukan sesuai anjuran dokter saja
Hapus