Tab Menu

Rabu, 08 Maret 2017

ProgMil Part 13 - Femara

     Potongan cerita dan sharing promil kami ternyata masih berlanjut. Tamu yang tak diharapkan kembali datang. Otomatis pada hari kedua, kami harus kembali berkunjung ke dr. Marly. Berhubung mendapat nomor antrian ke-9, maka suami tidak mengambil ijin. Kami baru berangkat ke RS sepulang suami kerja, sekitar jam 5an sore. Pastinya jalanan lebih macet dari biasanya. Diperparah dengan hujan yang deras sekali. (*dijalan tidak berhenti berdoa selagi hujan dan dalam perjalanan. Berikanlah kelancaran dan kebarokahan disetiap usaha kami 😊 )
     Kami sampai dilantai 3 tempat dokter praktik saat adzan magrib berkumandang. Dalam kondisi kedinginan, kami menunggu antrian dan barulah kami dipanggil masuk ruangan sekitar jam 19.20. Hari ini dokter menyambut dengan hangat, tidak seperti biasanya. Kami langsung laporan, bahwa usaha kami masih belum membuahkan hasil dan belum jadi rejeki kami. Seperti biasa saya langsung diminta untuk persiapan USG. Dari hasil USG diketahui bahwa ke-4 telur yang bulan kemarin saya miliki, semuanya terjadi ovulasi/pembuahan alias pecah. Namun memang belum rejekinya.
     Berhubung bulan ini masih belum berhasil, maka sesuai janji dokter, dokter akan memberikan obat yang berbeda dengan sebelumnya. Kami sempat bertanya, bahwa sesuai jadwal yang disampaikan dokter 2 bulan yang lalu, harusnya bulan ini saya harus melakukan inseminasi. Namun kata dokter, dokter masih ingin mencoba satu kali lagi secara alami, untuk mengetahui respon obat yang diberikan pada saya, sebelum nantinya akan diberikan pada saat inseminasi.
     Saat ditanya apa persiapan yang harus kami lakukan sebelum inseminasi? Dokter menjawab, tidak ada. Kami hanya diminta menyiapkan dana yang akan digunakan untuk inseminasi. Ditambah lagi sebelum inseminasi, saya harus diminta untuk infus gamaras. Itu benar-benar membuat kepala cenut-cenut. 😃
     Kami juga diminta untuk merutinkan olahraga, diantaranya kami boleh olehraga sepeda, lari, berenang, dll. Gunanya agar peredaran darah lancar, sehingga supply oksigen di dalam darah juga lancar. Saya harus memperbaiki pola tidur, mengingat pola tidur saya sedang kacau. Tidak bisa tidur cepat, alias larut malam dan saat pagi hari selalu mengantuk, sehingga memaksa saya untuk tidur lagi pagi harinya. (*akan saya usahakan)
     Kami diminta kembali datang sekitar hari ke-11/12 haid, untuk melihat kondisi sel telur, kemudian akan diberikan obat lagi.
Obat yang diberikan:
1. Femara Tab 2,5 Mg (10) sebagai pengganti Profertil bulan lalu
2. Vitan Tab 250 Mg (10)
Saat menebus obat di farmasi, ternyata Femara sedang kosong di sana, sehingga kami harus menebusnya di luar.  Namun karena saat perjalanan pulang hujan, sesampainya di rumah kami baru ingat harus menebus obat di apotek. Terima kasih suamiku, yang mau rela hujan-hujanan demi cita-cita kita. Suami menebus obatnya di apotek Roxy. Harga obatnya cukup mencengangkan, yaitu Rp 721.000. Akhirnya suami menebus setengahnya terlebih dahulu, selagi akan menanyakan di apotek yang biasa kami datangi.
Femara 2,5 mg
Source: http://product-liability.laws.com/femara-lawsuit
Tetap semangat.. Sampai jumpa pada cerita berikutnya. Bagi yang ingin berbagi pengalaman di sini, sangat dipersilakan. Kita sama-sama berbagi informasi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar