Seperti Apa Alat dan Cara Kerja CTG?
Source: http://www.yumamura.com/ctg-bestman-lcd/ |
Alat CTG atau juga disebut Fetal Monitor. CTG
umumnya tampak berupa dua piringan kecil yang ditempelkan ke permukaan perut
menggunakan ikat pinggang elastis yang dilingkarkan pada perut bumil. Satu
piringan untuk mengukur denyut jantung janin, sementara yang lain mengukur
tekanan pada perut. Dengan begitu alat ini mampu menunjukkan kapan saja bumil
mengalami kontraksi dan tiap kontraksi dapat diperkirakan kekuatannya.
Sebelum
CTG dipasang, akan dioleskan gel lebih dulu pada perut bumil agar sinyal dapat
tertangkap dengan baik. Sabuk ini kemudian dihubungkan pada mesin yang
menerjemahkan sinyal yang diterima oleh piringan.
Untuk
mendeteksi denyut jantung janin, CTG menggunakan gelombang suara. Berbeda
dengan denyut jantung orang dewasa sekitar 60-100 kali per menit, rata-rata
denyut jantung janin dalam kandungan sekitar 110-160 kali per menit. Jika
denyut jantung terlalu rendah atau tinggi, bisa jadi ini merupakan tanda
adanya masalah pada janin.
Source: http://elektromedik.blogspot.co.id/2016/08/cardiotograph-ctg-untuk-pemeriksaan.html |
Kondisi yang Memerlukan Pemeriksaan CTG
Dokter
umumnya tidak menggunakan CTG kalau tidak ada faktor risiko atau gangguan
tertentu pada kehamilan dan persalinan. CTG diperlukan jika bumil mengalami
kondisi yang dianggap dapat membahayakan persalinan atau bayi dalam kandungan,
misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi. Pemeriksaan ini diperlukan untuk
menentukan kemungkinan tindakan apa yang dapat dilakukan untuk memudahkan
persalinan.
Selain
itu, CTG biasanya juga dilakukan secara berkala jika bumil dalam kondisi
seperti:
- Mengalami demam tinggi.
- Adanya perdarahan saat persalinan
- Mengalami infeksi seperti HIV atau hepatitis B dan C.
- Kehamilan bayi kembar.
- Adanya masalah pada air ketuban (jumlah, warna, aroma).
- Kehamilan sungsang.
- Pergerakan janin melemah atau tidak teratur.
- Diperkirakan mengalami gangguan pada plasenta.
- Mengalami ketuban pecah dini.
CTG
juga dapat dilakukan untuk mengukur Braxton Hicks atau kontraksi palsu, dan mengantisipasi
kontraksi asli pada bumil yang sudah melewati kehamilan trimester ketiga namun
belum juga melahirkan.
Mesin
CTG akan mengeluarkan hasil berupa grafik sesuai dengan denyut jantung janin
dan kontraksi rahim. Hasil pemeriksaan dapat dikategorikan menjadi reaktif dan
nonreaktif. Disebut nonreaktif bila denyut jantung janin tidak bertambah
setelah ia bergerak, dan reaktif jika denyut jantung meningkat setelah ia
bergerak.
Bumil,
tidak perlu khawatir karena CTG tidak menggunakan radiasi sehingga aman untuk
janin.
Source: