Novel Pertama
Padang Bulan
Andrea HirataBentang Pustaka
Maret 2011
Melalui pergolakan nasib seorang peremuan dan huru-hara kecemburuan, Andrea Hirata kembali memilih sudut pandang yang tidak terduga untuk menampilkan kisah yang inspiratif tentang kegigihan karakter-karakter di dalam novelnya. Novel Padang Bulan bermula dari kisah seorang gadis kecil berusia 14 tahun, Enong namanya, yang sangat gemar pada pelajaran bahasa Inggris, namun secara mendadak terpaksa harus berhenti sekolah dan mengambil alih seluruh tanggung jawab keluarga. Tersambung pada sekuel novel ini adalah Cinta di Dalam Gelas, yang menuturkan perjalanan nasib anak perempuan kecil itu. Melalui gaya khasnya: menertawakan kepedihan, memarodikan tragedi, mengkritik tanpa menjadi sarkastik, kisah Enong menjadi seperti panggung di dalam lembaran-lembaran kertas. Membaca novel ini seperti melihat sebuah gambar.
Dengan menceritakan kisah Enong seperti sebuah epos, Andrea berhasil memperlihatkan kepada pembaca kekuatan-kekuatan besar yang tersembunyi di dalam diri manusia, kekuatan yang sering tidak disadari seseorang berada di dalam dirinya, Enong jatuh, bangun, jatuh lagi, dan bangun lagi. Kisah Enong tidak sekedar kisah sebuah keluarga yang sederhana, namun tentang impian seorang anak kecil, tentang keberanian menjalani hidup dan tentang seorang lelaki yang menjadi berantakan karena tragedi cinta pertama.
"Cemburu adalah perahu Nabi Nuh yang tergenang di dalam hati yang karam. Lalu, naiklah ke geladak perahu itu, binatang yang berpasang-pasangan: perasaan tak berdaya-ingin mengalahkan, rencana jahat-penyesalan, kesedihan-gengsi ...," kata lelaki itu.
Salman Faridi
Novel Kedua
Cinta di Dalam Gelas
Andrea HirataBentang Pustaka
Maret 2011
Sebagai kelanjutan dari kisah Enong di novel Padang Bulan, novel Cinta di Dalam Gelas menceritakan perjalanan nasib Enong. Ia kemudian berurusan dengan preman pasar pagi, seorang lelaki yang bercita-cita menjadi teknisi antena parabola, dan seorang grand master perempuan tingkat dunia berasal dari Georgia. Bagaimana pula presiden perempuan Republik Indonesia, Kapten CHIP, dan dua ekor burung merpati tersangkut dalam urusan ini?
Novel Cinta di Dalam Gelas menampilkan kisah catur dan kebiasaan-kebiasaan unik orang Melayu kampung pada permukaannya. Namun, jika bersedia membongkar lebih dalam, dapat dimaklumi bahwa Andrea Hirata telah melalui waktu bertahun-tahun untuk melakukan riset sosial dan kultural serta watak manusia dalam hubungannya dengan lingkungan. Riset itu termasuk tentang catur. Namun novel ini sesungguhnya bukanlah tentang catur, melainkan tentang bagaimana seorang perempuan menegakkan martabatnya dengan cara yang sangat elegan, tentang perspektif politik kaum marginal, dan tentanf falsafah pendidikan yang dianut perempuan itu.
"Berikan aku sesuatu yang paling sulit, aku akan belajar," kata perempuan yang bahkan tidak tamat SD itu. Melalui perempuan itu pula penulis novel berkesimpulan bahwa belajar adalah sikap berani menantang segala ketidakmungkinan. Ilmu yang tak dikuasai akan menjelma di dalam diri manusia menjadi sebuah ketakutan. Belajar dengan keras hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang bukan penakut.
Salman Faridi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar