Metode pembelajaran Teams, Games, Tournament (TGT) adalah salah satu model pembelajaran yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsure permainan. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam model pembelajaran kooperatif TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
TGT pertama kali dicetuskan oleh Robert Slavin dan David De Vries pada tahun 1978. Slavin (1995) mengemukakan bahwa “model pembelajaran TGT pada dasarnya hamper sama dengan pembelajaran kooperatif model Student Team Achievement Division (STAD)”. Perbedaannya pada metode TGT tidak ada kuis tetapi ada perbandingan akademik atau perlombaan. Aktivitas belajar dengan perlombaan atau pertandingan yang dirancang dalam model pembelajaran kooperatif TGT memungkinkan siswa untuk dapat lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat serta keterlibatan belajar. Selain itu, pentingnya penerapan model pembelajaran kooperatif TGT adalah karena juga mempunyai manfaat yang bersar terhadap pembelajaran, bail dari segi proses, minat atau hasil belajar yang dicapai.
Seperti karakteristik pembelajaran kooperatif lainnya, model TGT juga memunculkan adanya kelompok-kelompok belajar. Dalam model TGT, siswa yang mempunyai kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda dijadikan dalam sebuah kelompok yang terdiri dari 5 siswa. Masing-masinga nggota kelompok tersebut akan dipertandingkan dengan anggota kelompok lain yang berkemampuan homogeny dalam meja-meja pertandingan (turnamen).
Secara garis besar langkah-langkah pembelajaran disusun dalam 2 tahap, yaitu pra kegiatan pembelajaran dan detail kegiatan pembelajaran. Pra kegiatan pembelajaran menggambarkan hal yang perlu dipersiapkan dalam rencana kegiatan. detail pembelajaran menggambarkan secara rinci aktivitas pembelajaran yang tercantum dalam rancangan kegiatan.
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif TGT secara rinci adalah sebagai berikut:
Pra kegiatan pembelajaran
a. Persiapan Materi
Materi dalam model pembelajaran kooperatif TGT direncanakan sedemikian rupa untuk pembelajaran kelompok.
b. Membagi siswa ke dalam kelompok belajar
Kelompok dalam model pembelajaran ini terdiri dari beberapa siswa dengan kemampuan yang heterogen. Cara pembentukan kelompok dilakukan dengan mengurutkan siswa dari atas ke bawah berdasarkan kemampuan akademiknya dan diurutkan menjadi 4 bagian, yaitu kelompok tinggi, sedang 1, sedang 2, dan rendah. Kemudian dari tiap bagian diambil satu siswa sebagai anggota. Kelompok yang terbentuk diusahakan berimbang baik dalam hal kemampuan akademis, maupun jenis kelamin dan ras.
c. Membagi siswa dalam meja-meja turnamen
Dalam model pembelajaran ini tiap meja turnamen terdiri dari 5 siswa yang berkemampuan homogen.
Detail kegiatan pembelajaran
Ada 5 komponen dalam pembelajaran TGT, yaitu:
1) Penyajian materi
Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah. Pada saat penyajian kelas ini, siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru karena ini akan membantu mereka bekerja lebih baik pada kerja kelompok dan games. Karena skor games menentukan skor kelompok.
2) Belajar kelompok (Teams)
Kegiatan yang dilakukan dalam belajar kelompok adalah mempelajari materi yang telah disajikan secara mendalam dengan menggunakan lembar kegiatan peserta didik (LKPD) yang telah diberikan guru. Peran LKPD dalam model pembelajaran kooperatif TGT adalah untuk memperlancar komunikasi antar siswa dalam kelompok heterogen. Setiapsiswa harus mengetahui apa yang didiskusikan dalam kelompok, dan soal-soal dalam LKPD harus dikerjakan bersama-sama oleh anggota dalam satu kelompok. Jika ada yang tidak mengerti, anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk menjelaskan soal tersebut. Jika semua anggota kelompok tidak ada yang bias menjelaskan, bias meminta bimbingan dari guru. Selama kegiatan kelompok, guru mengamati jalannya diskusi dan membimbing siswa yang kesulitan dalam mengerjakan LKPD.
Jika setelah belajar kelompok selesai, tetapi masih ada pertanyaan yang sulit diselesaikan oleh semua kelompok atau sebagian besar kelompok, maka guru bias melakukan presentasi dengan menunjuk salah satu anggota kelompok untuk menjelsakna ke depan kelas, kemudian diadakan pembahasan bersama-sama.
3) Permainan (Games)
Games terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan games terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memiliki kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu, akan mendapat skor.
4) Turnamen
Sebelum turnamen dilakukan, guru akan membagi siswa dalam meja-meja turnamen siswa yang dimasukkan dalam kategori siswa tinggi 1 akan dikelompokkan ke meja 1, sedangkan kategori siswa tinggi 2, dikelompokkan ke meja 2, begitu seterusnya. Kemudian guru membagi satu set perangkat turnamen kepada masing-masing kelompok. Satu set perangkat turnamen terdiri dari soal turnamen, kartu soal, lembar jawaban, dan lembar skor turnamen. Semua perangkat untuk setiap meja adalah sama. Untuk mengatasi kecurangan yang mungkin terjadi, maka lembar jawaban bisa dipegang oleh guru. Dalam turnamen ini yang bertanding adalah antara anggota dalam meja turnamen, bukan antar meja turnamen.
5) Penghargaan kelompok
Penentuan poin tertinggi dilihat dari hasil turnamen setelah para siswa kembali pada kelompok awal (heterogen). Setelah skor kelompok ditotal dan dirata-rata tertinggi adalah juara 1, sedangkan juara 2 dan 3 adalah kelompok yang mempunyai rata-rata di bawahnya. Jika terdapat kelompok yang mempunyai rata-rata sama, maka akan dilakukan turnamen tambahan untuk menentukan kelompok yang menang. Penghargaan diberikan kepada juara 1, 2 dan 3 saja.
Seperti dalam model pembelajaran kooperatif lainnya, model pembelajaran TGT memiliki kelebihan dan kekurangan, antara lain:
a. Kelebihan
a) Keterlibatan siswa dalam belajar lebih tinggi.
b) Siswa menjadi bersemangat dalam belajar.
c) Pengetahuan yang diperoleh siswa bukan semata-mata dari guru, tetapi juga melalui konstruksi sendiri oleh siswa.
d) Dapat menumbuhkan sikap-sikap positif dalam diri siswa, seperti kerjasama, toleransi, tanggung jawab, serta bias menerima pendapat orang lain.
e) Melatih siswa mengungkapkan atau menyampaikan gagasan atau idenya.
b. Kekurangan
a) Bagi para pengajar pemula, model ini membutuhkan waktu yang banyak.
b) Membutuhkan sarana dan prasana yang memadai.
c) Dapat menumbuhkan suasana gaduh di kelas.
Siswa terbiasa dengan adanya hadiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar